Ada beberapa hal di dunia ini yang kita tidak tahu dan selalu menjadi misteri, tetapi meskipun demikian ia mampu dilogikakan dan bisa terlihat nyata. Kematian, Jodoh, dan Rezki. Ketiganya adalah kepastian tetapi ia bisa dikejar dengan usaha tetapi menjadi pengecualian untuk kematian karena akan menjadi salah jika kita mengejar kematian yang patut dilluruskan adalah menjaga kesehatan dan mempersiapkan untuk kematian yang 'elegan'atauu khusnuskhatimah.
Sementara itu jodoh, Allah swt sudah ciptakan manusia berpasang-pasanganya (surat An-Nisa) artinya sudah ada stok jodoh buat kita. Lalu bagaimana menjemputnya, caranya, dan lainnya menentukan jodoh yang didapat.
Begitu pula dengan rezki, Allah swt juga siapakan rezki kita masing-masing. bagaimana menjemputnya dan mengusahakannya dengan cara yang halal. Pagi adalah tempat untuk mencari anugerah, rezki dari hasil tangan sendiri tentu lebih '...."
Ketiga hal di atas adalah sesuatu yang logis, kita harus berpikir untuk itu tetapi disisi lain, kita harus menjalaninya tanpa logika (let it flow dalam batasan logika).Paham maksudnya saya.???
Jadi, begini. Sesuatu yang kita usahakan adalah sesuatu yang harus menggunakan logika. Logika seperti apa, halal, haram, cara mendapatkannya, marketinya, hal-hal seperti ini adalah ruang dimana logika harus bersemayam. Tetapi dalam result atau hasil maka kita tidak dibenarkan untuk menggunakan logika. Mengapa demikian karena itu bukan wilayah kita sebagai seorang manusia. Batasan logika kita hanya di ranah usaha. selebihnya berpikirlah tanpa logika. Seperti sedeqah, infaq, zakat, kalau kita bermain logika di ranah ini maka sejatinya orang yang bersedeqah akan rugi. Tetapi apa yang terjadi, justru ketika berpikir logika maka sang pemberi akan mendapatkan puluhan ganti kali lipat dari apa yang diberi.Di sinilah rahmah dan rahimnya Allah swt bersembunyi yang kadang luput dari kesyukuran kita.
Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang masih ngyel menggunakan logika di ranah terlarang. Allah swt akan ambil dengan cara (ex:harta) uang dicuri karyawan, hilang, kebakaran, kecelakaan, dll) hal ini merupakan tanda atau isyarat tentang bergeraknya anlogika. Wallhu'alam bis shawab.
Sementara itu jodoh, Allah swt sudah ciptakan manusia berpasang-pasanganya (surat An-Nisa) artinya sudah ada stok jodoh buat kita. Lalu bagaimana menjemputnya, caranya, dan lainnya menentukan jodoh yang didapat.
Begitu pula dengan rezki, Allah swt juga siapakan rezki kita masing-masing. bagaimana menjemputnya dan mengusahakannya dengan cara yang halal. Pagi adalah tempat untuk mencari anugerah, rezki dari hasil tangan sendiri tentu lebih '...."
Ketiga hal di atas adalah sesuatu yang logis, kita harus berpikir untuk itu tetapi disisi lain, kita harus menjalaninya tanpa logika (let it flow dalam batasan logika).Paham maksudnya saya.???
Jadi, begini. Sesuatu yang kita usahakan adalah sesuatu yang harus menggunakan logika. Logika seperti apa, halal, haram, cara mendapatkannya, marketinya, hal-hal seperti ini adalah ruang dimana logika harus bersemayam. Tetapi dalam result atau hasil maka kita tidak dibenarkan untuk menggunakan logika. Mengapa demikian karena itu bukan wilayah kita sebagai seorang manusia. Batasan logika kita hanya di ranah usaha. selebihnya berpikirlah tanpa logika. Seperti sedeqah, infaq, zakat, kalau kita bermain logika di ranah ini maka sejatinya orang yang bersedeqah akan rugi. Tetapi apa yang terjadi, justru ketika berpikir logika maka sang pemberi akan mendapatkan puluhan ganti kali lipat dari apa yang diberi.Di sinilah rahmah dan rahimnya Allah swt bersembunyi yang kadang luput dari kesyukuran kita.
Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang masih ngyel menggunakan logika di ranah terlarang. Allah swt akan ambil dengan cara (ex:harta) uang dicuri karyawan, hilang, kebakaran, kecelakaan, dll) hal ini merupakan tanda atau isyarat tentang bergeraknya anlogika. Wallhu'alam bis shawab.
Comments
Post a Comment