Kali ini saya akan menulis dengan berbahasa Indonesia
Ok, setelah cukup lama d rumah nenek sejak kelas Lima SD saya sudah mulai stay at home karena tuntutan pendidikan yang memaksa saya harus belajar untuk mendapatkan rengking kelas dan entah mengapa aku begitu menikmatinya. Bahkan hal itu membuat aku terlalu fokus untuk mendapatkan cita-cita yang tinggi, nilai yang baik, belajar terus menerus, mengambil program tambahan belajar sesekali dan akhirnya aku lebih banyak belajar. Rutinitas belajar yang cukup panjang yang akku jalani selama 8 tahun dari kelas 5 SD sampai kelas 3 SMA.
Masa SMA Jadwal belajar tambahan lebih banyak dari di Tsanwiyah, hemm dan entah kenapa aku begitu menikmati kehidupan yang terlalu monotan seperti itu tanpa liburan dan jalan-jalan tentunya. Bagiku setelah mendapatkan rengking kelas pertam itu bukalah akhir tapi itu menjadi semakin berat karena harus mempertahakan semua itu.
Aku menjadi cuek dengan kehidupan ku dengan rutinitas rumah, dengan pekerjaan perempuan seperti memasak, mencuci piring, mengasuh adik-adikku. Rumah bukanlah surga bagiku saat itu karena terlalu bising dengan tangisan dan perkelahian. Kadang, aku bertanya mengapa aku harus dilahirkan kedunia ini.
Keluarga itu adalah cermin bagaimana kita memandang kehidupan, bekal kita untuk bersosialisasi dengan teman saat di taman kanak-kanak hingga saat ini. Aku masih terkendala soal ini dan menikmati hidup bersama kesendirian, kadang aku berpikir apa gunanya hidup bukankah keduanya sama-sama sendirian. Tiada yang menemani saat kita mati'.
Loncatan kehidupan dari rumah nenek, menjadi orang yang terlalu ambisius dan cuek itu lah yang membuat kehidupan ku sekarang ini seperti ini. Orang-orang disekitarnya yang memberikan tawa sudah tiada, dan sepupunya dia sudah merantau dan memiliki anak dan istri, nenek ku masih hidup saat ini meskipun aku hanya berbicara lewat bahasa tubuh agar dia mengerti. Dia tidak se-fit yang dulu lagi saat aku banyak berlibur dengan dia, ke tempat yang tidak kutahui, Sepanjang memoriku, dia adalah orang yang mengajak aku jalan-jalan ke sana kemari semasa kecil
Tahun 2006 aku lulus dari bangku SMA dan mengambil jurusan pendidikan. Aku memilih bangku kuliah saat itu bukan berdasarkan kegengsian tapi berdasarkan hati runarniku, aku merasa nyaman dengan kampus pilihaku meskipun aku harus berpindah dari jurusan Bahasa ke Konseling, dan ....
Ok, setelah cukup lama d rumah nenek sejak kelas Lima SD saya sudah mulai stay at home karena tuntutan pendidikan yang memaksa saya harus belajar untuk mendapatkan rengking kelas dan entah mengapa aku begitu menikmatinya. Bahkan hal itu membuat aku terlalu fokus untuk mendapatkan cita-cita yang tinggi, nilai yang baik, belajar terus menerus, mengambil program tambahan belajar sesekali dan akhirnya aku lebih banyak belajar. Rutinitas belajar yang cukup panjang yang akku jalani selama 8 tahun dari kelas 5 SD sampai kelas 3 SMA.
Masa SMA Jadwal belajar tambahan lebih banyak dari di Tsanwiyah, hemm dan entah kenapa aku begitu menikmati kehidupan yang terlalu monotan seperti itu tanpa liburan dan jalan-jalan tentunya. Bagiku setelah mendapatkan rengking kelas pertam itu bukalah akhir tapi itu menjadi semakin berat karena harus mempertahakan semua itu.
Aku menjadi cuek dengan kehidupan ku dengan rutinitas rumah, dengan pekerjaan perempuan seperti memasak, mencuci piring, mengasuh adik-adikku. Rumah bukanlah surga bagiku saat itu karena terlalu bising dengan tangisan dan perkelahian. Kadang, aku bertanya mengapa aku harus dilahirkan kedunia ini.
Keluarga itu adalah cermin bagaimana kita memandang kehidupan, bekal kita untuk bersosialisasi dengan teman saat di taman kanak-kanak hingga saat ini. Aku masih terkendala soal ini dan menikmati hidup bersama kesendirian, kadang aku berpikir apa gunanya hidup bukankah keduanya sama-sama sendirian. Tiada yang menemani saat kita mati'.
Loncatan kehidupan dari rumah nenek, menjadi orang yang terlalu ambisius dan cuek itu lah yang membuat kehidupan ku sekarang ini seperti ini. Orang-orang disekitarnya yang memberikan tawa sudah tiada, dan sepupunya dia sudah merantau dan memiliki anak dan istri, nenek ku masih hidup saat ini meskipun aku hanya berbicara lewat bahasa tubuh agar dia mengerti. Dia tidak se-fit yang dulu lagi saat aku banyak berlibur dengan dia, ke tempat yang tidak kutahui, Sepanjang memoriku, dia adalah orang yang mengajak aku jalan-jalan ke sana kemari semasa kecil
Tahun 2006 aku lulus dari bangku SMA dan mengambil jurusan pendidikan. Aku memilih bangku kuliah saat itu bukan berdasarkan kegengsian tapi berdasarkan hati runarniku, aku merasa nyaman dengan kampus pilihaku meskipun aku harus berpindah dari jurusan Bahasa ke Konseling, dan ....
Comments
Post a Comment